Jumat, 13 November 2009

TABIAT MANUSIA

Karena kecanggihan akalnya manusia, mencoba menyaingi Tuhan. Bahkan ada yang mengaku, bahwa manusia adalah Tuhan bagi dirinya sendiri.
Mungkin pernyataan ini sangat wajar utamanya yang belajar dunia filsafat dan orang-orang yang sangat mengagungkan akal namun hal ini menjadi heboh dan menjadi pernyataan yang sangat menggemparkan bagi kalangan umum.
Namun sehebat apa pun manusia, dia akan mengakui adanya Tuhan. Pengakuan ini akan terjadi apabila manusia sudah tidak mampu menyelesaikan segala permasalahan dalam hidupnya. Namun apabila sudah keluar dari masalahnya maka dia akan kembali ketabiatnya, mengaku paling hebat. Mengaku Tuhan bagi dirinya sendiri.

3 komentar:

mutia mengatakan...

kalau saya, dengan mempercayai adanya Tuhan
hidup saya lebih terarah dan nyaman
entah orang memperdebatkan apa
yang penting bagaimana saya mampu melakukan sesuatu
untuk diri sendiri, sesama dan alam sekitar..

haus pengetahuan mengatakan...

Hamba Allah yang budiman,, bukanlah manusia yang hebat melainkan pengaruh tuhanlah yang menjadi domenan, kita harus tahu tanpa adanya campur tangan tuhan hidup takkan berarti,dan bukanlah akal yang cangki sehingga ingin menyaingi tuhan (Allah)tetapi menurut hemat dan pandangan saya adalah tepatnya bukan menyaingi tetapi mengeyimbangi dan buka kecanggihan akal melainkan kehebatan nalar, maka saran saya sebagai hamba yang bodoh 'bacalah dengan cermat'

moh. ghufron cholid mengatakan...

tulisan ini adalah bantahan atas pernyataan seseorang kepada saya,"saya adalah Tuhan bagi diri saya sendiri" suatu saat ketika saya berkunjung ke kamarnya. Inilah puncak kegelisahan saya agar selepas dia membaca dia mau merubah pernyataannya. Sekian