Sabtu, 21 November 2009

PERBEDAAN AL-QURAN DAN BIBLE (Tanggapan Terhadap Pemikiran Kaum Orientalis Khususnya Pendeta Edward Sell, dkk)


Manusia adalah cerita bagi generasi berikutnya. Maka kita harus menjadi cerita yang baik.
Selanjutnya manusia dengan kecerdasan akalnya, mulai mengotak-atik keotentikan al-Qur'an. Peristiwa ini banyak dilakukan oleh kaum Orientalis, Mereka mengunakani metodologi menganalisa Al-Kitab (Bible) ketika mengkaji dan menganalisa Al-Quran. Pendeta Edward Sell, misalnya, menyeru sekaligus mendesak agar kajian terhadap kesahihan sejarah Al-Quran dilakukan. Menurutnya, kajian kritik-historis al-Quran tersebut perlu menggunakan metodologi analisa Al-Kitab (Bible) (Biblical Higher Criticism),seperti halnya,Pendeta Alphonse Mingana pada awal-awal karyanya menyatakan bahwa:"Sudah tiba masanya untuk melakukan kritik teks (yakni penganalisaan teks) terhadap al-Quran sebagaimana telah kita lakukan terhadap Al-Kitab (Bible) Yahudi yang berbahasa Ibrani-Aramaik dan Kitab Suci Injil Kristian yang berbahasa Yunani." dalam Alphonse Mingana, Syriac Influence on the Style of the Kur'an, Manchester Bulletin 11: 1927. begitulah pemikiran Orientalis padahal al-Qur'an tidak sama dengan bibel. Al-Qur'an adalah firman Allah. Selalu Terjaga keotentikannya. Meski berbagai rongrongan dilakukan al-Qur'an tetap tidak akan bisa dimusnahkan. Inna nazzalna aldzikro wa inna lahu lahaafidzun (kami yang menurunkan al-Qur'an maka kami pula yang akan menjaganya). Inilah yang membedakan al-Qur'an dengan bible.

Penulis adalah Mahasiswa Semester VII Fak. Dakwah Jur. Komunikasi Penyiaran Islam di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien.

0 komentar: