Teruntuk sahabat karibku Fatmawati Usman, SBY
pada hening yang mana
kau semayamkan cita
pada jendela dunia yang mana
kau akan kekalkan jejakmu sepanjang masa
pada ranting yang mana
merpatimu akan hinggap dengan tegap
pada ranting sufi
pada ranting karir di televisi
atau pada ranting yang memberimu megah surga duniawi
kini pada hening, jendela dunia dan ranting yang mana
kau akan memperkenalkan jati dirimu dan cintamu
itu terserah kamu
sebab kamu
adalah pemimpin jiwamu
pemimpin pikiranmu
Rabu, 12 Agustus 2009
SEBUAH PILIHAN
HALAMAN PERTEMUAN SEBELUM KE JAKARTA
kau tinggalkan cinta jakarta
hanya untuk mengurai kenangan
kau tinggalkan mimpi jakarta
hanya untuk persahabatan
kau tinggalkan senyum ayah dan bunda
hanya untuk menyaksikan senyum anak-anak matahari
yang khusyu' mengabdi
kau tinggalkan semua surga jakarta
hanya untuk kebersamaan
kini
hanya ini yang bisa kuberikan
di halaman pertemuan
sebelum kau ke jakarta
Al-Amien, 12 Agustus 2009
ANTARA SUNGAI NIL DAN MADURA
Teruntuk sahabat karibku Imam Bukhori Muslim
antara sungai nil dan madura
cita dan cintamu
kau musiumkan sementara
MEMBACA PETA HIDUP
Teruntuk sahabat karibku Rifqi Aziz
membaca peta hidupmu sahabatku
jalan lurus dan tikunganmu
bertaburan gambar-gamabar
karir demi karir mampir
lalu kusaksikan mataharimu semakin berpijar
membaca peta hidupmu sahabatku
semua mata akan mengenalmu
lewat gambar-gambar
dan kau kan dapatkan rupiah berlembar-lembar
Minggu, 09 Agustus 2009
BEGINILAH KEHIDUPAN DIBARINGKAN
Teruntuk Alm. K. Fathurrozi, Sempar Blega Bangkalan
beginilah kehidupan dibaringkan
nisan memilihmu menjadi tanda
tanahmu basah doa
semua diam
sesekali mengaminimu dengan airmata
Madura, 06 Agustus 2009
NISAN
Teruntuk Alm. KH. Ali Hasyim, Kebun Sari Blega Bangkalan
nisan menentuka pilihan
waktu memusiumkan kenangan
Madura, 10 Juli 2009
RISALAH KEMATIAN
Teruntuk Alm. KH. Tidjani Djauhari, MA
ajal mengetuk pintu rumahmu dengan santun
kau sambut dengan senyuman
kau dekap penuh kemesraan
NAMUN KAU HIDUP KEMBALI DALAM KARYAMU
Teruntuk Alm. WS Rendra
dari hening kau kembali hening
dari debu kau kembali debu
namun kau hidup kembali
dan tak pernah mati
dalam karyamu beriring ridlo ilahi
KOLAM
Teruntuk sahabat karibku Raden Rois Albarista
dalam kolam kebersamaanmu
ikan-ikan politik tak pernah kau beri nafas
kau percikkan al-qur'an dan hadits
sekedar mengingatkan mereka pada jalan yang sangat dirindu
seluruh pengelana menuju cintaNya
Rabu, 05 Agustus 2009
PERPISAHAN
Teruntuk sahabat karibku Badruttamam
airmata kita saling menentukan jalan
kau merantau ke tanah baru mencari cahaya baru
sedang aku tegak di taman pengabdianku
melanjutkan risalah guruku
namun tak usah risau
kau masih ada di hatiku
dan doaku
PANGGUNG WISUDA
Teruntuk sahabat karibku Agus salim
airmata kita saling bercerita
tentang perih luka dan canda tawa
di panggung wisuda
Selasa, 04 Agustus 2009
NAHKODA
Teruntuk sahabat karibku Ayandi
badai dan gelombang adalah lagu mesra
saat kau berlayar dengan kapal cinta
BADAI
Teruntuk sahabat karibku Wasilah
bagimu badai bukanlah musuh
melainkan sahabat sejati
selalu memberi kedewasaan dalam mengenal ilahi
KAMAR
Teruntuk sahabat karibku Ubaidillah
dalam kamarmu
jendela-jendela dunia
berbaris rapi serupa tentara
tiap kali kutergoda
kau berkata
"berani membuka
berarti berani bercerita
kalau tak mau bercerita
semoga kau tak menemukan cahaya
dari tiap jendela yang telah kau buka"
akhirnya aku tahu
kamarmu penuh etika
RISALAH CINTA
Teruntuk sahabat karibku Irwanuddin
sebab permata hatimu
tak mampu memahami bahasa diammu
sampaikan saja risalah cintamu
sebab permata hatimu
belum hilang di rerimbun waktu
dan belum menunjuk bintang lain
yang lebih berpijar darimu
sampaikan saja risalah cintamu
ARTI CINTA
Teruntuk sahabat karibku Syayyid Birril Mustofa
cinta itu
tak mengenal jarak dan waktu
sebab cinta itu
ada di kalbu
MALAM PERTAMA
Teruntuk sahabat karibku Nurul Insyiroh
bungamu yang perawan
menjelma puisi kelahiran
sangat menakjubkan
tak bisa dilukiskan
SETELAH MENIKAH
Teruntuk sahabatku Sasmiatun
setelah menikah
kau sajadah
menemani suamimu dengan syahdu
di lima lembar waktu
KAMAR PENGANTIN
Teruntuk sahabat karibku Najib, Pao
di kamar pengantin
kau mewisuda
perempuan dunia menjadi bidadari surga
PASIR-PASIR PENGABDIANMU
Teruntuk sahabatku Muslihah Lu'lu'
pasir-pasir pengabdianmu gelisah
lantaran riak nafsu
dan gelombang rindumu
tak lagi bersahabat denganmu
Senin, 03 Agustus 2009
TENTANG KITA
kita beraneka warna
namun satu citra
kita bermacam jalan
namun satu tujuan
COKLAT
Teruntuk sahabat karibku Yulia
kau masih coklat
tak mau terikat
hingga tak ada sekat
kau mau dekat
PUTIH
Teruntuk sahabat karibku Fitri Qomariyah
putih itu cerah
cerah itu sumringah
sumringah itu kau
bahagia tenggelam dalam lautan ilmu
AKU MASIH SAHABATMU
Teruntuk sahabat karibku Muthi'ah el-Azizah
kalau tanpa hadirku
pesawatmu semakin tak terkendali
aku masih sahabatmu
meski tak pernah kau kenali lagi
PARAGRAF HIDUP
Teruntuk sahabat karibku Faiqoturrosyidah
dalam paragraf hidupmu
ada baris rindu
KESAKSIAN
Teruntuk sahabat karibku Rini Susilawati
ladang-ladang tembakau
tak lagi berkisah tentangmu
sementara pohon impianmu
semakin rindang di semarang
KOPI SEPUDI
Teruntuk sahabat karibku Oyek Rizieq
kopi sepudi
yang kau suguhkan tiap pagi
mengajariku nikmat perbedaan
dalam kebersamaan
PSIKOLOG CINTA
Teruntuk Fafan Sujarwo
malam berganti baju
kau tegak depan pintu
menyambut tamu
bila hujan tak kunjung reda
dari langit-langit mata pasienmu
kau berikan kain kesabaranmu
lantas menunjuk jalan baru
jalan untuk dituju
GITAR WAKTU
teruntuk sahabat karibku Jhoni Efendi
petikan pertama
kau mengenal dunia
petikan kedua
kau mengenal cinta
petikan ketiga
kau kenalkan senja
BILA KAU DATANG KE INDONESIA
Teruntuk sahabat karibku Abdul Mujib Ismail
bila kau datang ke indonesia
kau tak perlu gelisah mencari jejakmu
sebab dinding waktu
masih memajang album kenangan kita
BILA KUBERKUNJUNG KE JAKARTA
Teruntuk sahabatku Nur Hamidah, Jakarta
bila kuberkunjung ke jakarta
masih adakah hukum rimba
setelah kita merdeka
bila kuberkunjung ke jakarta
masih adakah rumah kata
ramai dengan generasi muda
yang gemar berkarya
bila kuberkunjung ke jakarta
masih adakah buku cerita
tentang senyummu yang sempat diabadikan masa
sewaktu kita bersama berbagi cahaya
nagi kuncup bunga bangsa